ALLAH PENCIPTA DAN PEMELIHARA LINGKUNGAN ALAM
Drs. H. Sumardi, MA
Drs. H. Sumardi, MA
A. Pendahuluan
Global Warming telah membara. Langit bumi -atmosfir- telah kelabu karena asab dan debu. Menatap langit di Jakarta, seorang awampun sudah tahu bahwa udaranya mengandung zat beracun karena polusi. Bernafas pun menjadi tidak nyaman. Sungai-sungai airnya telah berubah kalau tidak kuning atau malah hitam, sungguh sangat kotor karena menampung pembuangan limbah cair dan sampah padat dari rumah tangga maupun industri. Disamping merusak pemandangan juga mendatang bau dan penyakit.
Bukit dan hutan telah gundul. Pepohonan yangsudah berumur ratusan tahun telah hilang. Hutan sebagai penjaga keseimbangan dan pengatur sirkulasi udara dan air ditebangi. Pembalakan hutan terjadi dimana-mana. Dikatakan penebangan resmi tetapi dilarang, dikatakan pembalakkan liar pelakunya tidak bisa ditangkap. Kota kehilangan kawasan hijau bergandi gedung-gedung bertingkat. Tidak hanya mendatangkan banjir juga mendatang kesulitan memperoleh air bersih.
Umat Islam adalah mayoritas di negeri ini. Kalau terjadi kerusakkan lingkungan di Indonesia, maka yang paling bertanggung jawab adalah umat Islam. Kenapa kerusakan lingkungan hidup sampai terjadi? Apakah dalam Islam khususnya hadis Nabi saw.tidak ada yang dapat dijadikan pedoman berkenaan dengan pemeliharaan lingkungan hidup? Buku kecil ini mencoba mencari jawaban berkenaan dengan hal tersebut.
B. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah suatu sistem terpadu. Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Lingkungan terdiri atas unsur biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya). Allah swt. berfirman :
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan-nya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya." (QS. 15 : 19-20)
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keseimbangan, dengan ukuran cermat, dalam harmoni yang indah. Bumi sungguh memiliki keistimewaan luar biasa, sehingga memenuhi persyarat untuk di huni makhluk hidup. Seluruh kondisinya unik dan ajaib karena mekanisme yang saling mengotrol dalam keseimbangan yang sempurna.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Al Mulk : 3)
Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi oleh masing-masing komponennya. Hubungan yang terjalin antara komponen yang satu dengan yang lainnya rumit dan kompleks. Komponen-komponen tersebut ditata dan diatur oleh Allah secermat dan seteliti mungkin. Masing-masing menurut ukuran tertentu dan perbandingan yang tepat, tidak yang berlebih dan tidak ada kurang. Semuanya pas.
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Furqan : 2)
Masing-masing komponen mempunyai peran, kedudukan dan fungsi yang berbeda-beda akan tetapi tetap berada dalam koridor rancangan atau disain Allah (sunatullah). Semuanya menjalankan tugasnya masing tanpa dikomando. Allah telah menciptakan sedemikian rupa, sehingga secara alami kehidupan itu dapat berjalan harmonis dan seimbang.
Sebenarnya, keseimbangan lingkungan dapat tetap terjaga dan berlangsung secara alami karena komponen-komponen yang terlibat dalam aksi-reaksi, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biokimia telah dan akan berfungsi sebagaimana mestinya dengan syarat bila kondusif untuk itu atau keadaan tidak berubah secara ekstrim melebihi batas kemampuan alam.
Ada beberapa komponen lingkungan yang sangat dibutuh bagi kelansung hidup makhluk terutama manusia, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Udara
Atmosfir bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Secara umum atmosfer ber-fungsi sebagai payung atau pelindung kehi-dupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilang-nya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak mela-luinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi terbakar dan hancur sebelum men-capai permukaan bumi.
Di atmosfir ada kelompok gas yang disebut dengan gas rumah kaca, berfungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat, sehingga semua aktivitas dan kehidupan di bumi dapat berlangsung. Ketika sinar radiasi matahari mencapai atmosfir bumi, sebagian panas akan dipantulkan oleh atmosfir dalam bentuk sinar infra merah, dan sebagian lagi diteruskan kepermukaan bumi. Oleh bumi sebagian panas juga akan dipantul kembali ke atmosfir dan sebagian lagi diserap untuk sumber energi. Panas yang dipantulkan ke atmosfir akan mengalami kasus yang sama, yaitu diserap oleh ”gas rumah kaca”, seperti CO2, Metana dan NO di atmosfir. Proses ini menjegah terlepasnya semua panas matahari ke luar angkasa dari bumi. Sebagian panas ini akan kembali ke bumi sehingga bumi tetap hangat dan nyaman.
Fungsi ”gas rumah kaca” akan berjalan sebagaimana mestinya, kalau perbandingan gas-gas penyusunnya masih tetap seperti yang telah ditetapkan oleh Allah. Artinya kalaupun ada penambahan jumlah atau kadar gas tertentu, tetapi tidak terjadi perubahan yang signifikan dari keadaan aslinya.
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Az Zumar : 62)
a. Macam-macam gas dan fungsinya
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas utama dalam udara kering meliputi seperti tabel di bawah ini.
Macam Gas | Volume % | Massa % |
Nitrogen (N2) Oksigen (O2) Argon (Ar) Karbon dioksida (CO2) | 78,088 20,049 0,930 0,030 | 75,527 23,143 1,282 0,045 |
Total Keseluruhan | 99,097 | 99,097 |
Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain:
1) Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 % bagian. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain, karena gas cukup stabil di udara. Nitrogen sangat dibutuh oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk memenuhi kebutuhan dalam pertanian sengaja dibuat pupuk yang mengandung senyawa nitrogen, seperti Urea dan NPK.
Fungsinya bagi tanaman adalah:
a) Diperlukan untuk pembentukan atau pertum-buhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b) Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c) Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
d) Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganis-me di dalam tanah.
Nitrogen alam diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+. Terjadinya halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi. Dengan datangnya hujan maka tumbuhan akan menjadi subur, tidak hanya mendapat air tapi sekaligus memperoleh nutrisi. Alquran telah mengisyaratkan jauh sebelum ilmu tentang hal tersebut diketahu manusia. Firman Allah :
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (An Nahl : 10)
Dalam ayat lain :
وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj : 5)
Unsur nitrogen mempunyai peran yang sangat besar bagi ketersediaan makanan di dalam tanah baik untuk kebutuhan tanaman maupun keperluan mikroorganisme. Untuk itu perlu pengelolaan lahan secara baik guna menjaga ketersediaan unsur tersebut.
2) Karbon dioksida (CO2) menyebabkan efek rumah kaca (green house) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi. Selaian itu CO2 merupakan bahan pokok karbon bagi tumbuh-tumbuhan.
3) Oksigen (O2) adalah unsur yang sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Ia menjadi bahan bakar untuk menjalankan mesin makhluk hidup.
4) Ozon (O3) adalah gabungan tiga atom hidrogen, gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km, bila terdapat permukaan bumi (rendah) akan membahayakan kehidupan. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia.
b. Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Oksigen adalah unsur yang ringan yang berterbangan di sekitar permukaan bumi. Allah menetapkan dan mengatur siklus Oksigen agar kadarnya tetap sebesar lebih kurang 21%, bukan tanpa alasan. Konsentrasi (kepekatan) sebesar itu sangat kondusif untuk kelansungan kehidupan. Bila komposisinya bertambah sedikit maka akan menyebabkan kebakaran dimana-mana bila ada sedikit percikan api. Sebalik bila dikurangi makhluk hidup akan mengalami kesulitan dalam bernafas.
Oksigen yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk aktifitas hidup dan kehidupan yang masuk ke dalam tubuh melalui proses pernafasan berasal dari udara. Pembakaran yang terjadi dalam tubuh akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang bisa menjadi racun pembunuh bila tidak dikeluarkan. Tetapi manusia tidak perlu khawatir karena dengan sistem tubuh yang canggih racun tersebut dikeluarkan secara otomatis melalui saluran pembuangan sudah tersedia. Dengan berlalunya waktu dan jumlah yang terbatas, tentu akan menguras habis persediaan oksigen yang ada, tapi itu belum pernah terjadi selama ini.
Daur ulang O2 sudah telah dirancang secara alami oleh Allah, sehingga tidak membutuhkan keterlibatan manusia dan tidak membutuhkan biaya. Tumbuh-tumbuhan atau pepohonan yang dalam kehidupan menjadi makanan sekaligus penghasil buah-buahan diciptakan untuk selalu membutuhkan zat karbon. Ia tidak mengambilnya lansung dari tanah, tapi melalui karbon dioksida hasil buangan pembakaran dalam tubuh manusia dan hewan serta hasil pembakaran di luar tubuh makhluk.
CO2 yang dapat menjadi racun pembunuh bagi manusia dan hewan, tapi pada saat yang sama ia merupakan makanan sempurna bagi tumbuhan hijau daun untuk pertumbuhan dan menghasilkan buah. Tumbuhan dengan zat hijaunya (klorofil) melalui kegiatan fotosintesis membutuhkan karbon dari CO2 di udara dan hidrogen dari air (H2O) (di ambil akar dari dalam tanah), kemudian dengan bantuan sinar ultra violet dari matahari membentuk karbohidrat dan mengeluarkan O2. Dengan demikian tumbuhan adalah pabrik O2 terbesar yang penah ada dan sebaliknya manusia dan hewan dengan segala kegiatannya merupakan produksen CO2 melimpah bagi kebutuhan tumbuhan, sekaligus penjaga kadar masing-masing gas di atmosfir. Keduanya saling membutuhkan -memberi dan menerima- dalam keseimbangan dan saling menjaga dalam keserasian.
2. Air
Air adalah komponen penting dari lingkungan. "Everything originated in the water. Everything is sustained by water. Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah swt. berfirman:
Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? (QS. 77 : 27).
Dan bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti. Air adalah bagian terbesar yang mengisi bumi. Tempat hidup berbagai jenis makhluk baik tumbuhan maupun hewan dari kecil sampai besar.
Allah telah menetapkan sifat spesifik air, yaitu berbentuk cair pada temperatur antara 0o–100oC, membeku (padatan) pada temperatur dibawah 0o C dan menguap menjadi gas pada temperatur 1000 C. Dengan sifat ini secara alami keberadaan air di muka tetap terjaga. Proses ini merupakan siklus hidrologis dari air ke awan berlangsung dan kembali ke air dan es secara terus menerus. Tidak kurang dari milyaran ton air telah mengalami sirkulasi dan perjernihan berulang kali secara otomatis sepanjang tahun. Volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah swt. berfirman:
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#s Æìô_§9$# ÇÊÊÈ
Demi langit yang mengandung hujan[1570]
Kata Raj'i berarti "kembali". Hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Air yang turun naik adalah air bersih. Firman Allah,
Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. Al Fulqan (25) 48.
Karena sifatnya yang unik ini, sekotor apapun sumbernya (dari air laut, danau, sungai dan lainnya) dan apapun campurannya (kotoran manusia, bangkai, limbah pabrik, limbah rumah tangga) serta bernajis atau tidak, maka uap yang naik adalah uap air murni, sehingga kalau hujan turun adalah air bersih (murni) atau aquades, kecuali udara yang dilewatinya kotor.
Allah telah menciptakan “alat penyulingan” raksasa yang disandarkan, diletakkan dan diangkat diantara bumi dan langit. Alat ini melingkupi lautan, menyalakan api, menerbangkan uap, menebarkan, menebalkan, menggum-palkan, mendinginkan, menurunkan, menyimpan di pengunungan, mengalirkan ke sungai-sungai menuju laut dan kemudian kembali memperbaharui perputarannya. Alat yang tidak membutuhkan tiang yang besar, tidak membutuhkan biaya besar dan tidak membutuhkan pekerja.
Ayat-ayat Alquran juga membicarakannya, diantaranya ;
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (Ar- Rum : 48.)
Allah menjadi lautan dan danau yang luas sebagai sumber utama hujan. Dia menciptakan penguapan, penebalan, pengumpalan (tindih bertindih) dan pendinginan sebagai proses pembuatan hujan dan menjadikan gunung-gunung sebagai tempat penyimpanan. Firman Allah dalam surat An Nahl (16) : 15:
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. An Nahl (16) : 15
dan ayat lain :
Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, Orang-orang hidup dan orang-orang mati ? Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? (Al Mursalat(77) : 25-27)
Gunung-gunung merupakan tandon-tandon air bersih di dunia. Dari gunung dialirkan melalui sungai-sungai. Penyimpanan, baik yang berada di dalam tanah berupa air tanah, maupun yang di atas tanah berupa salju (ada yang abadi dan ada yang sementara). Secara perlahan kemudian dialirkan melalui sungai-sungai bak pipa penagalir air PAM.
Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Semua makhluk hidup memerlukan air untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan kemudia mengakhiri pejalanannya di laut lepas.
Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, Dan kebun-kebun yang lebat? (An-Naba : 14-16)
Kontur tanah yang berbukit berlembah menyem-purnakan distribusi air di muka bumi. Tidak dapat dibayangkan kalau kontur tanah hanya satu macam saja, maka air tidak akan ada ceritanya. Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam. Melalui sifat-sifat tersebut keberadaan air terjaga keseimbangannya dimuka bumi dan sekaligus juga menjaga keseimbangan suhu dan kehidupan makhluk.
3. Tanah
Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah serta kembali juga ke tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi. Allah swt. berfirman :
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ. إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman." (QS. 26 : 7-8)
Allah menciptakan berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi, sekaligus merupakan bukti ke Mahakuasaan dan Kemahabesaran Sang Pencipta dan Pemelihara alam.
Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya. Tanah juga menyediakan berbagai sumber daya alam berbentuk bahan tambang, seperti batu bara, biji timah, minyak bumi, emas dan sebagainya.
Di dalam tanah juga terjadi berbagai proses siklus dari kehidupan yang berfungsi penyeimbang alam. Di tanah tersedia berbagai mikroba pengurai yang bertindak penghancur segala bentuk sisa kehidupan : mayat, bangkai, dedaunan dan sampah-sampah organik. Semua yang masuk ke bumi dalam jangka waktu tertentu, akan hancur diurai menjadi unsur-unsur penyusunnya, yang kemudian dapat menjadi bahan makan bagi tumbuhan.
Tanah juga dipelihara oleh Allah melalui sunnutullah. Firman Allah :
Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Al Fulqan (25) 48-49.
Udara, air, tanah, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan dan hewan bersinergi membangun suatu mekanisme saling menguntungkan antara satu dengan yang lain dalam siklus tak pernah putus. Tiada henti, semenjak diciptakan.
Dalam situasi yang kondusif (normal), lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh manusia dengan segala aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang terkadang melampaui batas.
C. Kewajiban Menjaga Lingkungan
Manusia mempunyai peran dan posisi khusus diantara komponen-komponen alam dan makhluq ciptaan Tuhan lainnya, yakni sebagai khalifah, wakil Tuhan dan pemimpin di bumi. Manusia harus tetap menjaga keseimbangan itu.
Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi ( QS: Al An’am:165)
Segala yang ada pada lingkungan sebagai sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk memberikan sarana perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Allah swt. berfirman :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. 67 : 15)
Walaupun demikian lingkungan hidup sebagai sumber daya alam mempunyai regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaan yang masih di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya tersebut terbaharui alami dan kontinu. Tetapi apabila melampaui batas toleransi, maka alam tidak akan mampu lagi untuk memperbaharui diri, bahkan akan mengalami kerusakan secara fisik dan kehilangan fungsinya, alias ”sakit”.
Kerusakan fisik dan kehilangan fungsinya, berarti keseimbangan lingkungan terganggu. Hal ini bila terjadi perubahan pada komponen-komponennya baik secara komposisi dan atau hilangnya sebagian komponen penyusun lingkungan. Keadaan ini dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem.
Pemakaian sumber daya pada hakekatnya melakukan pengubahan keadaan lingkungan hidup. Oleh karena itu harus berusaha mengurangi resiko terhadap lingkungan. Sebagai makhluk yang diberi amanat menjaga bumi manusia mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan memakmurkan lingkungan alam sekitarnya. Allah swt. berfirman :
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata : "Hai kaumku, sembalah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi memperkenankan (do'a hamba-Nya)." (QS. 11 : 61)
Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan sehingga dapat menopang secara berkelanjutan perubahan dilakukan manusia dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, usahakan agar tidak melewati batas kemampuan alam, sehingga kelangsungan hidup manusia masa kini dan generasi yang akan datang dapat terjamin pada tingkat mutu hidup baik.
Sebagai khalifah Allah di muka bumi, wajib hukum bagi manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebagaimana Allah telah menjaganya.
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.(Az-Zumar : 65)
Membicara kelestarian lingkungan artinya membicarakan kelansungan hidup seluruh makhluk Allah, termasuk kelansungan hidup manusia. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi, manusia dapat hidup dengan baik tanpa didukung oleh lingkungan yang sehat, kecuali dengan ongkos yang sangat mahal.
Sejalan dengan dorongan untuk memelihara, maka manusia dilarang melakukan perusakan, baik dengan sengaja atau sebagai efek sampingan dari ekplorasi yang dilakukan oleh manusia. Firman Allah dalam Alquran :
وَلاَ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik." (QS. 7 : 56)
Dalam aplikasinya Rasulullah saw. mengajarkan kepada umatnya agar selalu ramah terhadap lingkungan. Beliau melarang para sahabat menebang pohon kecuali dengan alasan yang jelas. Beliau juga melarang membunuh atau menyakiti binatang. Bahkan beliau melarang merusak bangunan yang telah ada, tanpa alasan yang benar. Beberapa larangan ini beliau sampaikan pada saat peperangan. Luar biasa, pada saat emosi sedang memuncak antara membunuh dan dibunuh, beliau masih memperhatikan tentang kelestarian lingkungan. Melestarikan lingkungan berarti merawat, menjaga dan mengem-bangkan potensi alam yang telah diwariskan oleh pendahulu dan berikutnya diwariskan kepada generasi berikutnya.
Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya.
"Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka." (HR. Abu Daud dalam Sunannya)
"Barangsiapa di anatara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat." (HR. Muslim).
"Setiap orang yang membunuh burung pipit atau binatang yang lebih besar dari burung pipit tanpa ada kepentingan yang jelas, dia akan dimintai pertanggung-jawabannya oleh Allah." Ditanyakan kepada Nabi : "Wahai Rasulullah, apa kepentingan itu ?" Rasulullah menjawab : "Apabila burung itu disembelih untuk dimakan, dan tidak memotong kepalanya kemudian dilempar begitu saja."
Pelestarian lingkungan hidup berarti juga harus menanami bumi dengan bibit baru atau melakukan penangkaran bagi hewan-hewan yang mulai punah sebagai pengganti yang telah rusak atau mati karena umur. Disamping menjaga keseimbangan alam pelestarian akan mendatang kebaikan-kebaikan dan kemaslahatan kepada makhluk, khususnya manusia. Diantara kebaikan-kebaikan dan kemaslahatan :
Pertama, tentu saja agar lingkungan atau sumber daya alam tersebut berumur panjang dan befungsi sebagaimana mestinya sehingga manusia tetap bisa mempergunakan/ memanfaatkannya.
Kedua, untuk memperoleh kesejukan dan kenyaman. Kesejukan dan kenyaman dapat dirasakan bila udara bebas dari pengotor. Tumbuhan hijau daun menghiasi lahan-lahan yang memang diperuntukan untuk penghijauan. Air mengalir dengan jernih.
Ketiga, agar memperoleh lingkungan sehat dan kondusif untuk kehidupan.Lingkungan sehat dan nyaman akan menjadikan masyarakat sekelilingnya sehat pula.
Keempat, mengundang keberkahan. Lingkungan/alam yang asri akan mendatangkan keberkahan yang banyak bagi manusia atau hewan bahkan bagi lingkungan itu sendiri.
Kelima, meredam bencana.Dengan menata lingkungan secara baik, maka fungsi masing-masing komponennya akan berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, sehingga terhindar berbagai bencana.
Mengingat penting tanggung jawab ini mestinya pengertian tentang lingkungan telah diajar mulai dari anak-anak sebagai orang-orang dahulu telah menga-jarkan anak-anaknya. Bahkan kewajiban untuk menjaga lingkungan merupakan kewajiban agama, karena tanpa lingkungan yang baik maka manusiapun tidak bisa menjadi ”baik”.
Para ulama harus berani membuat sebuah fiqh tentang lingkungan. Apakah merusak lingkungan, merusak hutan, merusak sumber air bersih dan membuat polusi udara tidak dapat dimasukan menjadi suatu pelanggaran agama? Karena sesungguhnya hal tersebut merusak kehidupan orang banyak, bahkan menghancurkan ekosistem yang didalamnya hidup saling terkait antara satu komponen dengan komponen lain dengan harmonis dan serasi. Bandingkan dengan orang yang merokok, paling dia akan membahayakan dirinya dan orang yang dekat dengannya.
Jangankan perbuatan yang sampai merusak, membiarkan sampah teronggok di selokan depan rumah, atau membiarkan selokan di depan rumah mampat sehingga air mengalir tidak lancar, mestinya sudah termasuk perbuatan mungkar dan termasuk dosa.
Manusia adalah penanggung jawab tunggal terhadap keasrian dan kelestarian lingkung hidup. Oleh karena itu setiap orang harus menyadarinya. Untuk dibutuhkan kampanye besar-besaran dengan melibatkan ulama-ulama, khatib-khatib Jumat dan kelompok masyarakat lain yang memiliki pengetahuan tentang itu.
Dari beberapa ayat al Qur’an dan hadist Nabi saw., maka hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal sebagai berikut :
1) Hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan karena alam semesta adalah ayat-ayat atau tanda-tanda kebesaran Allah. Banyak ayat-ayat Alquran yang memapar tentang alam semesta, kemudian diakhiri dengan penegasan Kebesaran Allah Sang Pencipta, diantaranya surat Al Baqarah : 164:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
2) Hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Manusia disuruh mencari rezki dengan memanfaatkan bumi namun dilarang menyalahgunakan pemanfaatan sumber daya alam tersebut untuk kepentingan tertentu sehingga hak-hak pemanfatatannya bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang. Firman Allah dalam Al Baqarah : 22 :
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.
3) Hubungan pemeliharaan dan pemakmuran. Manusia pemegang amanat Allah mempunyai kewajiban untuk memelihara dan memakmurkan alam/lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan, tidak hanya bagi manusia akan tetapi bagi semua makhluk hidup yang lainnya untuk masa sekarang dan masa yang jauh kedepatan.
Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa merepresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara (al rab) dan menebarkan rakhmat ( rakhmatan) di alam semesta. Oleh karena itu kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah swt. adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam (termasuk pemeliharaan kehidupan diri = hifdzun nafs) dalam rangka menjaga keberlangsungan kehidupan di alam.
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Pada saat ini hampir semua negara telah menyadari bahwa pembangun dalam kehidupan memberikan dampak tidak baik terhadap lingkungan. Di muka bumi ini, jumlah ekosistem yang belum dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung hanya tinggal sebagian kecil saja. Oleh karena itu pembangun negara sangat perlu memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup, agar hasil pembangunan tidak menjadi bumerang bagi manusia.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Berbagai kasus kerusakan lingkungan berakar dari pandangan manusia tentang alam dan lingkungannya. Cara pandang dikhotomis yang dipengaruhi oleh antroposentrisme (paham sebagai pusat) yang memandang bahwa alam merupakan bagian terpisah dari manusia dan manusia adalah pusat dari sistem alam. Cara pandang demikian telah melahirkan perilaku yang eksploitatif dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungannya.
Orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik juga sangat berpengaruh. Disamping itu paham kapitalisme dan pragmatisme dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut pula mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan.
Naess (1993) salah seorang penganjur ekosentrisme dan deep ecology pernah menyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental dan radikal cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya.
A. Peranan Manusia Terhadap Lingkungan
Pada tahap awal pengaruh manusia terhadap lingkungan dengan segala keselarasanya tidak terlalu besar. Artinya alam dengan segala keotomatisan dan keajiabannya masih sanggup membuat keseimbangan baru akibat perubahan yang dibuat oleh manusia. Namun apa yang terjadi kemudian sangat mengkhawatir para ahli dan pemerhati lingkungan. Manusia dengan segala sifat, kemampuan dan perbuatannya mampu merusak dan merubah lingkungan dan ekosistem, sehingga manusia dikenal dengan berbagai istilah dalam lingkungan, yaitu :
1. Manusia makhluk dominan secara ekologik
Manusia memiliki peranan penting dalam biosfer karena manusia merupakan mahluk yang dominan secara ekologik. Terdapat dua alasan mengapa manusia disebut dominan secara ekologik, yakni:
1) Manusia mampu berkompetisi lebih baik jika dibandingkan dengan mahluk lain pada sebuah ekosistem dalam hal memenuhi kebutuhan hidup terutama soal makanan, karena selain bersifat herbivor, manusia juga bersifat karnivor dan predator.
2) Manusia memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan tempat hidupnya atau terhadap organisme lain. Hal ini karena bentu anatomi serta akal yang dimiliki manusia. Sifat-sifat itulah menyebabkan manusia berhasil mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
2. Manusia pembuat alat.
Hal ini erat hubungannya dengan sikap tegak tubuh, kemampuan penglihatan, penalaran dan kecekatan, sehingga manusia bebas bergerak. Berkat kemampuan membuat dan menggunakan alat tidak ada alam berat untuk ditaklukkan oleh manusia. Kenyataan ini makin diperburuk oleh karena manusia beranggapan bahwa manusia bukanlah bagian alam dan alam adalah untuk manusia.
3. Manusia sebagai pembudiya.
Manusia juga merupakan organisme yang dapat membudidayakan makanan. Perubahan cara hidup dari pengumpul makanan menjadi penanam serta pemetik hasil tanaman, merupakan suatu pencapaian yang memberi dampak ekologi yang luas. Dengan alat-alat pertanian yang dikembangkan mulai dari tingkat penanaman sampai menjadi mesin-mesin modern yang dapat mengolah tanah yang jauh lebih luas dan kemudian menanaminya, dengan demikian terbentuklah ekosistem buatan manusia. Tidak hanya untuk dirinya, manusia melakukan budidayakan terhadap hewan dan tumbuhan, menciptakan habitat baru.
4. Manusia makhluk perampok
Dominasi manusia semakin tinggi dan luas sejalan dengan perkembangan alat-alat yang digunakan. Ia dapat menguasai alam, baik ekositem darat maupun air. Hal ini terjadi karena sifatnya yang omnivor dan kebutuhannya yang beraneka ragam dan bertambah-tambah. Manusia mengeksploitasi ekosistem tidak sekedar memenuhi kebutuhan makan, tetapi juga untuk keperluan lain misalnya pakaian, perumahan dan kesenangan. Eksploitasi manusia terhadap ekosistem sering tanpa mempertimbangkan hak-hak makhluk-makhluk lainnya termasuk hak hidupnya, sehingga manusia dikenal dengan makhluk perampok.
5. Manusia sebagai perubah varietas.
Pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi menjadi penyebab utama dalam proses evolusi organik. Evolusi alamiah berlangsung sangat lambat, tetapi manusia dengan ilmunya dan kerakusan merusak alam, baik yang disengaja atau tidak telah mempercepat terjadinya evolusi organik.
Cara manusia mempercepat evolusi adalah dengan membudidayakan hewan dan tumbuhan jenis tertentu dan meninggalkan yang lain. Akibatnya adalah menurunnya jumlah keragaman organisme, tapi jenis tertentu jumlahnya malah meningkat pesat.
6. Manuisa sebagai pengotor.
Manusia merupakan satu-satunya mahluk yang mengotori lingkungannya. Hewan membuang kotoran berupa faces yang dapat diuraikan untuk didaur ulang karena terdiri dari zat organik, tetapi manusia, selain faces, juga membuang kotoran zat organik dan non organik lain yang penguraiannya sangat lambat, seperti kotoran yang berasal dari rumah, perkebunan, tempat kerja, alat transportasi dan kegiatan lain. Semua ini akan mencemari lingkungan. Bahan pengotor ini biasanya adalah zat limbah berbentuk padat, cair maupun gas.
B. Bentuk-Bentuk Kerusakan atau Pencemaran
Secara lebih khusus kerusakan yang ditimbulkan manusia menyangkut tiga unsur yang merupakan sumber daya sangat penting bagi kehidupan yaitu lahan (tanah), air dan udara. Sebagaimana telah dikemukan sebelumnya, Allah telah mengatur bahwa alam mampu menjaga keseimbangan ketiganya, namun perbuatan manusia telah melewati batas.
1. Kerusakan lahan, musnahnya tumbuhan dan hewan
Penebangan hutan untuk memenuhi kebutuhan, terutama industri tanpa diikuti peremajaan kembali menyebabkan rusaknya tanah perbukitan dan hutan sehingga terjadi bencana tanah longsor. Apalagi adanya kebakaran hutan semakin menyebabkan rusaknya ekologi hutan. Pembakaran yang dilakukan untuk membuka lahan perkebun memusnah berbagai macam jenis tanaman dan binatang yang telah mendiami hutan-hutan semenjak betahun-tahun silam secara turun temurun. Padahal keberadaan hutan sangat berguna bagi keseimbangan hidrologik dan klimatologik, termasuk sebagai tempat hidup dan berlindungannya binatang. Kepunahan jenis tertentu berarti hilangnya sumber daya gen akan mengurangi kemampuan dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Penyebab lain hilang varietas tertentu karena adanya hujan asam dan penyusutan luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna.
Selain itu, juga terjadi penurunan tingkat kesuburan tanah yang disebabkan pemakaian teknologi kimiawi yang over dosis. Awalnya manusia ingin memperoleh hasil yang banyak dengan pemakaian pupuk buatan tersebut, tapi dalam jangka waktu tertentu bahan tersebut merubah tekstur tanah. Bahkan pemakaian pupuk kimiawi secara terus menerus ikut merusak ekosistem pertanian, diantaranya semakin resistensi dan resurjensinya hama dan penyakit tanaman. Sehingga hasil pertanian bukan bertambah malahan menurun.
2. Pencemaran Air.
Industri dan perumahan makin mendesak keberadaan air tanah. Pemusnahan lahan hijau, penimbunan lahan penampung air dan penyedotan air untuk pemenuhan kebutuhan dan kesenangan manusia makin menghabiskan persediaan sumber air tanah yang ada. Pembuatan drainase dengan lapisan semen yang kedap air dan pengecoran jalan dan halaman menyebabkan air hanya lewat saja, mengalir cepat ke selokan menuju laut. Perbuatan ini menghalangi pengisian kembali air anah, sehingga air tawarnya habis dan akan diisi oleh air laut yang asin. Disisi lain, pada saat musim hujan datang terjadi banjir, tapi disaat yang sama justru kehabisan air bersih.
Dulu sungai-sungai bagaikan organisme yang mampu memamah biak benda-benda yang masuk kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih dan sumber protein hewani yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tidak lagi memiliki ikan dan tidak mampu menghasilkan air bersih karena sungai sudah berubah fungsi yakni sebagai tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri dan buangan rumah tangga. Ikan tidak lagi sanggup hidup karena kekurang kadar O2dalam air dan racun limbah yang melebihi ambang batas. Sungai bukan lagi tempat bermain anak-anak dan tempat ibu-ibu menyuci, tapi sudah menjadi tempat menjijikan dan bahkan sebagai sumber penyakit.
Kerusakan lingkungan air tidak hanya terjadi di sungai tapi juga pada ekosistem pantai yakni rusaknya hutan bakau (mangrove) dan rusaknya terumbu karang. Padahal hutan bakau dan terumbu karang sangat berfungsi bagi keseimbangan rantai makanan, melindungi abrasi laut dan keberlang-sungan ekosistem pesisir dan lautan, serta keberlanjutan sumber daya lautan.
3. Pencemaran Udara.
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak lagi mampu mendukung kehidupan secara sehat. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:
· Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol)
· Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida)
· Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon)
· Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap)
Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:
· Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah
· Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene.
· Makhluk hidup terdiri dari bakteri, dan virus.
Pada umumnya polusi udara akibat pemakaian bahan bakar yang terus meningkat. Konsumsi tertinggi dari kendaraan bermotor dan kedua bahan bakar rumah tangga. Beberapa bahan bakar kendraan bermotor masih menggunakan (timbal) Pb untuk menaikkan angka oktannya. Hal itu menyebabkan jumlah CO2 dan Pb di udara melewati ambang batas yang diperkenankan. Pencemaran udara tidak hanya disebabkan oleh kendaraan bermotor, tetapi dapat juga berasal dari pabrik-pabrik dan perternakan, baik karena pema-kaian bahan bakar maupun karena proses produksinya.
Di samping adanya problematika ketiga sumber daya vital di atas, Otto Soemarwoto membagi kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan bumi menjadi dua, yaitu kerusakan yang bersifat regional (seperti hujan asam) dan yang bersifat global (seperti pemanasan global, kepunahan jenis, dan kerusakan lapisan ozon di stratosfer).
1) Hujan asam.
Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu gas bumi, minyak bumi dan batu bara. Pembakaran itu menghasilkan gas oksida belerang dan oksida nitrogen. Kedua jenis itu di udara mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi asam (berturut-turut menjadi asam sulfat dan asam nitrat). Asam yang langsung mengenai bumi disebut deposisi kering dan asam yang terbawa hujan yang turun ke bumi disebut desposisi basah. Keduanya disebut hujan asam. Hujan asam menyebabkan kematian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan.
2) Pemanasan global (global warning).
Keberadaan gas rumah kaca sebenarnya sangat bermanfaat bagi manusia. Keberadaannya menjaga suhu permukaan bumi hanya adalah rata-rata 15oC, Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin naiknya kadar CO2dan beberapa gas lain (seperti CO2, CH4, dan N2O) dalam atmosfer menyebabkan naiknya intensitas efek rumah kaca atau dengan kata lain tidak seimbangnya panas yang diteruskan dan yang dipantulkannya, sehingga menyebabkan kelebihan panas di muka bumi, dan suhu permukaan bumi akan mengalami peningkatan.
Berbagai dampak negatif akibat pemanasan global terjadi, yaitu:
Menyebabkan terjadinya perubahan iklim tidak menentu dan ekstrim yang mengakibatkan naiknya frekuensi maupun intensitas badai;
mencairnya gletser abadi di pegunungan yang merupakan sumber air bersih ;
mencairnya es di kutub Utara dan Selatan yang diikuti meningkatnya level permukaan air laut dan ;
semakin seringnya gelombang panas terjadi.
Dalam jangka waktu yang lebih lama tergenangnya daerah-daerah pantai, tambak, sawah dan kota-kota yang rendah dari permukaan laut serta beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan percepatan erosi pantai.
3) Rusaknya lapisan Ozon (O3 ).
Ozon gas yang menyelimuti bumi pada tingkat stratosfer dengan senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Bila berada pada lapisan atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan, tapi pada lapisan atas atmosfer ia melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Ia mempunyai struktur dan frekuensi getaran yang khas. Sifat ini menyerap energi gelombang elektromagnetik pada daerah panjang gelombang yang dimiliki cahaya ultra ungu yang dihasilkan matahari.
Clorofuorokarbon (CFC) adalah senyawa yang mempunyai kemampuan merusak lapisan ozon yang menyelimuti bumi. Gas CFC yang terbang ke udara (pada lapisan troposfer) oleh radiasi ultra ungu matahari ikatan rantai antara atom karbon dan fluor lepas, sehingga menghasil atom Clor yang bersifat sangat reaktif. Karena ringan atom akan terus naik sampai ke stratosfer tempat ozon berada. Karena ozon juga tidak begitu stabil bila dibandingkan dengan O2, maka dengan mudah atom Clor akan mengikat satu atom Oksigen dari Ozon dan melepas O2.
Sebenarnya, alam mampu mengisi kembali kekurangan O3 dengan pembentukan secara besar-besaran melalui peristiwa petir. Pertemuan dua kutub muatan dengan tegangan tinggi menghasilkan medan listrik dan terjadinya ledakan yang dahsat, sehingga menimbulkan fusi pada molekul-molekul oksigen di udara yang menghasilkan O3 berlimpah.
Akan tetapi keberadaan kadar CFC terdapat secara berlebihan di atmosfir. Penggunaan yang berlebihan menyebabkan kadarnya sudah di atas kemampuan alam untuk menetralisir kembali. Kelebihan ini karena kehidupan manusia sulit dipisahkan dari CFC. Senyawa ini digunakan dalam berbagai hal :
dalam dunia industri seperti pembuatan kasur busa, piring dan sebangsanya, wadah makanan dan peredam barang-barang yang mudah pecah;
pendidngin seperti gas freon (pendingin AC dan almari es);
gas pendorong dalam aerosal (parfum, hairspray, dan zat racun hama) dan lainnya.
Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultra violet yang sampai ke bumi bertambah, maka resiko terkena penyakit kanker kulit, katarak dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat.
Kalau dilihat secara umum, kerusakan dan pecemaran lingkungan timbul karena sikap dan tindakan yang berlebihan atau melampaui batas dari manusia. Firman Allah:
ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
Kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (Al Maidah : 32),
dan dalam ayat lain Allah berfirman :
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Taha : 81).
Jadi sebenarnya, jauh sebelum semua ini terjadi, Allah telah memperingat manusia dengan berbagai cara, tapi manusia memang suka melampaui batas sehingga berujung pada kebinasaan.
PENANGGULANGAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Dalam Islam hubugan manusia dengan lingkungan tergambar dalam akhlak terhadap lingkungan. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Alquran terhadap lingkungan sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan dapat mengandung pengertian sebagai pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
A. Penanggulangan Lingkungan Menurut Alquran
Ayat-ayat Alqur'an cukup banyak yang bertemakan tentang lingkungan hidup. Pesan-pesan Alqur'an tentang lingkungan sangat jelas dan prospektif. Dalam Al-Qur'an terdapat juga tema-tema tentang solusi tentang masalah lingkungan: tanggung jawab manusia untuk memelihara, larangan merusak, peringatan mengenai terjadinya kerusakan karena ulah tangan manusia dan akibat pengelolaan yang mengabaikan petunjuk Allah. Sehubungan dengan penanggulangan mungkin dapat dikelompok seperti di bawah ini :
1. Meluruskan cara pandang terhadap alam
Pesan pertama yang harus diperhatikan dan menjadi sangat penting adalah yang terdapat surat Al-An’am 6 :38, bahwa makhluk selain manusia juga umat. Menjadi penting karena menyangkut cara pandang manusia terhadap alam. Firman Allah :
Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al-An’am (6) : 38)
Dengan cara pandang ini walaupun biogeofisik merupakan sumber daya bagi manusia, namun pemanfaatan untuk kebutuhan hidupnya akan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem. Dengan cara pandang ini, diharapkan manusia sadar terhadap hukum-hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah swt. dan kemudian mempunyai komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup.
Cara pandang yang benar terhadap lingkungan/alam akan membuat manusia mampu menempatkan diri dalam posisi yang tepat sehingga melahirkan tindak yang benar dan tepat pula. Artinya manusia tidak akan berlaku semena-mena/aniaya terhadap makhluk lainnya.
Untuk merobah cara pandang dapat dilakukan melalui pendidikan semenjak dini, baik melalui pendidikan sekolah (teori) maupun praktek dalam keseharian. Kemudian dapat juga dilakukan dengan mengkaitkan persoalan lingkungan dan agama, menggali nilai-nilai ibadah dan mengaplikasikan dalam keseharian. Seperti mempraktek nilai hemat memakai air saat berwuduk dan nilai suci/bersih badan, pakaian dan tempat. Kalaupun tidak akan mencegah, sekurang-kurang memperlambat pencemaran lingkungan.
2. Jangan melakukan perusakan.
Pesan berikutnya adalah agar jangan melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia melanggarnya sehingga musiabah demi musibah dari alam terjadi. Allah swt. berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ(١١) أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لاَ يَشْعُرُونَ(١۲)
"Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah membuat kerusakan di muka bumi", mereka menjawab: "Sesung-guhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.(QS. 2 : 11-12)
Eksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan lingkungan disebabkan manusia serakah dan mengingkari petunjuk Allah swt. dalam mengambil manfaat dari bumi ini. Kekurangan ilmu tentang lingkungan dan keimanan dapat menjadi penyebabkannya. Manusia menyangka sedang mengadakan pembangunan dan perbaikan, tetapi yang terjadi kemudian adalah kerusakan dan kehancuran lingkungan. Semua itu adalah buah tangan manusia. Allah swt. berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ(٤١)
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (Ar-Rum : 41).
3. Memanfaatkan sambil memakmurkan.
Tidak dapat dipungkiri bumi beserta isinya memang diperuntuk bagi keperluan manusia, namun juga sebagai pemakmur. Allah SWT berfirman :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.(Al Baqarah : 29)
dalam firman yang lain
هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
"Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi memperkenankan (do'a hamba-Nya)." (QS. 11 : 61)
Memanfaatkan sekaligus memakmurkannya bukanlah pekerjaan mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Allah telah mengajarkan manusia melalui peristiwa alam. Pada bagian terdahulu telah diperlihat tejadinya pertukaran O2 dan CO2. Peristiwa lain, saat serangga menghisap nestar dari bunga telah terjadi saling memanfaatkan sekaligus saling memakmurkan.
B. Penangulangan Masalah Lingkungan Menurut Hadis
Alqur'an hanya meletakkan dasar dan prinsip lingkungan secara global, kemudian As-Sunnah menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan aplikatif. Hanya pembicaraan secara khusus tentang atmosfir/ udara memang belum ditemui. Dapat diduga karana atmosfir pada saat Alquran dan Hadis diturun atau diucapkan belum mempunyai masalah, tetapi ayat-ayat yang ada dapat di jadikan pedoman umum.
Sebenarnya bagi lingkungan hidup peningkatan populasi manusia telah mendatang masalah tersendiri dan tidak kecil, karena akan menambah beban yang ditanggungnya, apalagi ditambah perbuatan manusia yang tanpa perhitungan. Memang pada saat ini, sedikit banyak manusia telah berhasil mengatur laju pertumbuhan penduduk (birth control maupun death control), tetapi itu saja belum cukup.
Selanjutnya kemudian manusia dituntut untuk mengupayakan agar kembali berlangsungnya proses siklus yang normal dari alam dan lingkungan agar selalu dalam keseimbangan yang sudah terlanjut rusak. Beberapa langkah yang dapat diupayakan manusia adalah :
1. Menanggulangi Tanah Rusak
Bukit-bukit, gunung-gunung dan lahan-lahan terlantar harus dikembalikan fungsinya dengan jalan menanam pohon-pohon yang berguna baik bagi tanah itu sendiri, maupun makhluk hidup yang ada disekitarnya. Akan lebih baik bila ditanami pohon-pohon yang menghasilkan buah-buhan yang bermanfaat bagi penanam, orang lain yang membutuhkan dan binatang-binatang yang menyukainya. Beberapa hadis Rasulullah saw. mendorong orang muslim memakmurkan tanah dengan menanam pohon sekaligus memanfaatkan, diantaranya:
عَنْ جَابِرِبْنِ عَبْدِاللهِ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ اَرْضِيْنَ. قَلْوُا: نُؤَاجِرُهَابِاَلثُّلُثِ وَالرُّبُعِ والنِّصْفِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْ رَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ فَاِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ.(رواه البخاري ومسلم).
“Hadis dari Jabin Abdulaah ra, berkata, : Dahulu ada beberapa orang memiliki kelebihan tanah, lalu mereka berkata,: “lebih baik kami sewakan dengan hasilnya sepertiga, seperempat, atau separoh.“Tiba-tiba nabi saw. bersabda: ”Siapa yang memiliki tanah, maka hendaklah ditanami atau diberikan kepada kawannya. Jika tidak diberikan tahan saja”. (Hr. Bukhari dan Muslim)
Hadis lain :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْ رَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ فَاِنَّ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ. (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah ra, berkata : Nabi saw bersabda : ”Siapa yang memiliki tanah, maka hendaklah ditanami atau diberikan kepada kawannya. Jika tidak diberikan tahan saja”. (Hr. Bukhari)
Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Umar telah mendapat sebidang tanah di Khaibar kemudian dia datang mengadap Nabi s.a.w untuk minta tunjuk ajar tentang cara pengelolaannya, katanya: Wahai Rasulullah! Saya telah mendapat sebidang tanah di Khaibar. Belum pernah saya memperolehi harta yang lebih baik daripada ini. Apakah nasehatmu mengenai perkara ini? Baginda bersabda: Jika kamu suka, jaga tanah itu dan kamu sedekahkan manfaatnya. Lalu Umar mengeluarkan sedekah hasil tanah itu dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual dan dibeli serta diwarisi atau dihadiahkan. Umar mengeluar sedekah hasilnya kepada fakir miskin, kaum kerabat dan untuk memerdekakan hamba juga untuk orang yang berjihad di jalan Allah serta untuk bekal orang yang sedang dalam perjalanan dan menjadi hidangan untuk tetamu. Orang yang mengurusnya boleh makan sebahagian hasilnya dengan cara yang baik dan boleh memberi makan kepada temannya dengan sekadarnya. (Hr. Bukhari)
Islam sangat menghargai keberadaan tanah yang merupakan karunia Allah swt., tetapi bila tidak sanggup menggarapnya atau menanami dengan tanaman yang bermanfaat, ia harus menyerahkan kepada orang lain untuk menggarapnya. Dengan demikian ia termasuk orang yang bersyukur atas karunia Allah dan mematuhi perintah Rasulullah saw.
Perhatian terhadap lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya. Abu Darda' ra. pernah menjelaskan bahwa Rasulullah saw. telah mengajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah swt. dan bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah swt. Hadis Nabi saw. :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ. (رواه البخاري)
Anas r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari hadits no.2321)
Hadis di atas mengemukakan tentang keutamaan menanam pohon-pohon dan biji-bijian. Kebaikan atau manfaat akan terus-menerus mengalir selama pohon tersebut masih hidup apalagi menghasikan buah. Melalui hadis tersebut, Nabi saw. menganjurkan umat Islam untuk menanam tanaman yang berguna bagi makhluk lain. Apabila tanaman tersebut telah berbuah dan dimakan manusia atau binatang maka dia akan memperoleh kebaikan baik di dunia maupun di akhirat. Begitulah janji Allah terhadap orang menafkah hartanya. Dalam riwayat lain dinyatakan :
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ الْمُسْلِمُ يَغْرِسُ إِلاَّ كَانَ مَا أَكَلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَ مَا أَكَلَ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ.(رواه مسلم).
Dari Jabir r.a. berkata Rasulullah saw. bersabda : ”Tiadah seorang muslimpun yang menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dan apa yang dicuri dari makanan tersebut, baginya pahala sedekah ; apa yang dimakan binatang, baginya adalah pahala sedekah ; dan apa yang dimakan burung dari tanaman tersebut baginya pahala sedekah. Pahala sedekah tersebut tidak dapat dikurangi oleh seorang pun dan baginya (penanam) pahala sedekah. (H.R. Muslim)
Melihat kedua hadis di atas, Nabi saw sangat menganjur umat menanam pepohonan yang menghasil buah. Artinya secara tidak langsung memerintah untuk memakmurkan dan memanfatkan tanah. Menanam pepohonan tidak hanya memberi manfaat bagi dirinya, tapi juga untuk makhluk lain, bahkan bagi tanah itu sendiri.
Hadits lain yang menganjurkan bercocok tanam adalah :
إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu)
Hadis yang satu ini sangat fenomenal maknanya dibandingkan dengan hadits sebelumnya dalam bercocok tanam. Manusia tetap dituntut untuk beraktivitas menanam bagaimanapun kondisinya. Walaupun tahu bahwa besok adalah hari kiamat, tetap dianjurkan untuk menanam biji yang ada ditangan.
Hadits ini dapat diartikan bahwa sesungguhnya Islam benar-benar menganjurkan kepada umat Islam untuk menanam tanaman bukan hanya karena mengharapkan buahnya. Melihat hadis di atas, dalam keadaan yang sudah pasti tidak punya harapan untuk memperoleh hasilnya karena kiamat akan datang, menanam tetap disuruh apalagi tidak seorangpun mengetahui kapan kiamat itu akan datang.
2. Penangulangan pencemaran air
Dalam masalah penggunaan air, Nabi saw. mengajarkan untuk berhemat memakainya, walau untuk keperluan ibadah atau wuduk sekalipun. Sebagaimana hadis dibawah ini :
عَنْ عَمْرُوبْنِ شُعَيْبٌ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ رَضِيَ الله ُ عَنْهُم قَلَ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُهُ عَنِ الْوُضُوْءِ فَأَرَاهُ ثَلا َثًا ثَلا َثًا وَقَالَ: هَذَا الْوُضُوْءُ فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَوَتَعَدَّى وَظَلَمَ.
Ada seorang Badui datang menjumpai Nabi saw., menanyakan tentang wuduk. Nabi pun memperlihatkan cara berwuduk, yaitu dengan cara menyiram air sebanyak tiga kali-tiga kali. Beliau bersabda, Inilah cara berwuduk. Oleh sebab itu, barang siapa yang menggunakan air melebihi dari apa yang sudah dipraktekkan ini, maka berarti menyeleweng, melanggar batas dan berlaku zalim. (H. R. Ahmad, Nasa’i Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad-sanad yang sahih.)
Bahkan Nabi saw. menyindir orang-orang yang berlebihan-lebihan memakai air. Ibnu Mughaffal r.a. berkata :
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ :سَمِعْتُ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, يَقُوْلُ : اِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِيْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الطُّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ.
Saya pernah mendengar Rasulullah saw, bersabda, Pada suatu saat ini akan muncul di kalangan umatku ini satu golongan yang berlebih-lebihan dalam bersuci dan berdo’a. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Dalam bentuk lain, Nabi saw. juga melarang orang kencing dalam air yang dipakai mandi.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَبُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ فِي المْاَءِ الدَّائِمِ الَّذِى ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيْهِ.(رواه مسلم).
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian kencing dalam air yang diam yang tidak mengalir lalu mandi dengan air tersebut (H. R. Bukhari)
Kedua hadis tentang air di atas mengajarkan kepada kaum muslimin cara memanfaatkan air dan menganjurkan agar mereka mempunyai akhlak kepada air. Pertama, tidak melakukan pengotoran terhadap air yang akan dipergunakan bersama. Kedua, tidak mubazir dalam menggunakan.
Nabi juga melarang menolak permintaan orang yang membutuhkan air, sabdanya
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ قَلَ : لاَ يَمْنَعُ فَضْلُ الْمَاءِ لِيُمْنَعَ بِهِ الْكَلاَءُ (رواه البخاري ومسلم).
Hadis dari Abu Hurairah ra, berkata : Nabi saw. bersabda : ”Tidak boleh ditolak (ditahan) orang minta kelebihan air, yang mengakibatkan tertolaknya kelebihan rumput. (H. R. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas memerintahkan umatnya untuk membagi-bagikan air kepada yang membutuhkan dan tidak boleh mengangkanginya sendiri.
Sehubungan dengan penggunaan dan pemeliharaan air tanah, pemerintah Republik Indonesia, khususnya DKI sudah mempunyai aturan, namun pada tahap impletasi dalam masyarakat masih sangat kurang. Untuk itu diperlukan sosialisasi lebih tentang penting pemeliharaan air tanah melalui program-program yang sudah ada.
Selanjutnya hal perlu dilakukan adalah menjaga dan membersih sumber-sumber air yang ada, seperti : sungai-sungai, danau-danau dan waduk-waduk serta tidak mengotorinya dengan berbagai sampah dan limbah. Untuk itu perlu kesadaran semua pihak bahwa membuang sampah sembarangan akan mencelakakan banyak makhluk.
Perlu juga membuat penampung-penampung air yang baru untuk kawasan tertentu. Secara individu dapat membuat lubang resapan air pada setiap rumah. Selama ini ada yang berasan tidak punya lahan untuk itu. Sebenar kekurangan lahan bisa diatasi dengan membuat lubang di atas lantai tertentu di dalam atau di luar rumah, tapi butuh kemauan dan biaya cukup besar.
3. Penanggulangan polusi udara
Beberapa telah hal yang mencemaskan para ahli dan pemerhati lingkungan akibat dari polusi udara telah terjadi. Semuanya berakibat fatal pada alam dan lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia mau tidak mau harus memperbaikinya dan mengurangi aktivitas yang menjadi penyebab terjadi polusi udara, diantaranya adalah sbb:
1) Kurangani mengkomsumsi daging.
Menurut laporan dalam Livestock’s Long Sadhow : Environmental Issues and Option, PPB mencatat bahwa 18% pemanasan global disebabkan oleh kegiatan peternakan, mulai dari kegiatan peternakan itu sendiri, proses menjadikan daging sampai ke pendis-tribusian kepada konsumen. Bahkan dicatat peternakan juga menjadi penyebab pencemaran air dan tanah.
2) Batasi emisi karbon dioksida.
Pemakaian kendraan bermotor harus seefektif dan sefisien mungkin. Menggalakkan kembali kendaran tanpa ekses kepada lingkungan seperti berjalan kaki dan bersepeda. Di samping sehat karena berolah raga, udara juga tidak menjadi kotor.
Program ini memang tidak mudah untuk dilaksanakan, karena inprastruktur yang belum mendukung. Persoalan ini juga terkait dengan ekonomi dan cara berpikir masyarakat. Sebagian besar masyarakat beranggapan, memiliki kendaraan itu citra, prestise dan kebanggaan, sehingga kalau berjalan kaki atau naik sepeda akan menurunkan derajat. Dibutuhkan kesungguhan semua kelompok masyarakat, terutama pemerintah mulai dari sosialisasi sampai menyediakan inprastruktur yang memadai sehingga pejalan kaki atau yang naik sepeda merasa nyaman dan aman.
Di samping itu perlu mencari energi alternatif tanpa polusi. Sumber daya non konvensional cukup melimpah yang belum digunakan. Untuk daerah katulistiwa energi matahari sangat banyak dan pemanfaatan masih dalam sakla kecil-kecilan. Untuk daerah tertentu energi angin dan laut dapat juga menjadi pilihan.
Hemat dalam menggunakan energi dapat juga menjadi salah satu jalan pengurangan dan pencegahan pencemaran udara. Sebagai contoh penghemaatan menggunakan listrik. Matikan lampu ketika tidak diperlukan. Gunakan alat-alat yang hemat listrik.
3) Perbanyak menanam pohon.
Tanaman hijau daun akan menyerap CO2 dari atmosfir dengan bantuan sinar uv akan disimpan dalam jaringan dan menghasilkan O2. Kawasan yang banyak pepohonan akan terasa sejuk dan nyaman. Penghijauan kembali hutan-hutan atau bukit yang telah gundul menjadi wajib dan hendaknya menjadi sebuah gerakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Di samping menanam, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi pemakaian bahan-bahan yang berasal dari pohon, seperti tisu, triplek dsbnya. Kekurangan permintaan atas produk kayu akan berimbas kepada pengurangan produksi. Akhirnya akan terjadi pengurangan penebangan pohon-pohon sebagai bahan bakunya.
4) Senangi produk lokal.
Proses suatu produk dan panjang perjalanannya akan mempergunakan sumber daya lebih besar, sehingga menyebabkan pencemaran lebih besar pula. Dengan mempergunakan produk lokal artinya memangkas pemakaian energi yang secara otomatis akan mengurangi emisi gas karbon dioksida.
5) Lakukan Pola komsumsi berkelanjutan.
Komsumsi berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan komsumsi sekarang sedemikian rupa sehingga tidak menelantar kemampuan generasi yang akan datang memenuhi kebutuhannya.
PENUTUP
Proses kerusakan lingkungan berjalan secara progresif dan membuat lingkungan tidak nyaman bagi bagi makhluk, bahkan jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak kondusif lagi untuk kehidupan, khususnya manusia. Manusia sebagai pemakmur bumi seharusnya menjaga kelestarian dan keserasian lingkungan hidup, tapi karena ulah tangan manusia yang timbul justru bencana demi bencana yang menimpa dan merugikan manusia itu sendiri.
Krisis lingkungan saat ini sudah sampai mengancam eksitensi planet bumi sebagai tempat tinggal dan melanjutkan kehidupan makhluk. Beberapa kenyataan dapat jadi indikatornya:
1. Kerusakan lahan : banjir tahunan yang semakin besar dan meluas, erosi dan pendangkalan (sedimentasi) sungai dan danau, tanah longsor, kelangkaan air (kuantitas dan kualitasnya) yang berakibat terjadinya kasus kelaparan
2. Polusi air dan udara, pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dunia yang ekstrim, mencairnya salju di wilayah kutub utara dan selatan, kerusakan keragaman hayati, kepunahan sebagian spesies tumbuhan dan hewan serta ledakan berbagai hama.
3. Mewabahnya penyakit hewan dan manusia yang mematikan akhir-akhir ini seperti demam berdarah, flu burung hingga HIV.
Sehubungan dengan hal tersebut mengatasi dan memperbaiki lingkungan menjadi wajib hukumnya bagi manusia. Sentuhan pertama yang dapat dilakukan adalah pengembangan Sumber Daya Insani menjadi sumber daya yang sadar akan fungsi dan peranan lingkungan serta menyadari menjaga fungsi dan peranan tetap sebagai-mana mestinya adalah tanggung jawab bersama. Sumber Daya Insani yang berpandangan holistis, disiplin, dan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan.
Merubah cara pandang manusia terhadap lingkungan adalah menjadi penting dalam penyelamatan lingkungan. Ada kesan umum bahwa melestarikan lingkungan hidup tidak dipandang sebagai bagian dari melaksanakan ajaran agama. Perbuatan baik dari sudut pandang agama selalu diartikan dalam bentuk melaksanakan ritual keagamaan semata, sementara perbuatan tidak baik, seperti membuang sampah sembarangan, mencemari sungai dengan bahan kimia/limbah berbahaya, mengeksploitasi alam tanpa batas dan sebagainya, tidak dianggap sebagai perbuatan melanggar agama atau berdosa. Padahal kalau mau sedikit merenung, merugikan atau menzalim satu orang saja sudah perbuat dosa apalagi orang banyak, bangsa atau negara.
Manusia diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Allah swt, antara sesama manusia dan hidup serasi dengan alam. Manusia juga diingat bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dengan demikian manusia bersama sistem biogeofisik membentuk satu kesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukan berada diluarnya.
Dengan cara berpikir seperti ini bahwa manusia menyadari apa kita lakukan pasti berdampak kepada lingkungan. Ia tidak akan memikirkan kepentingan/ kesenangan pribadi dan sesaat dengan alasan hak, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada lingkungan alam baik dalam skala regional maupun iternasional dan tanpa memandang jauh ke depan.
Pandangan yang menyeluruh dan integral juga berarti bahwa semua kerusakan dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab bersama dan dilakukan oleh semua pihak (pemerintah, masyarakat, maupun orang perorangan) di semua wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional).
Islam memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhan dan sekaligus merupakan ibadah. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan manifestasi dari keimanan seseorang. Dalam Islam, menjaga alam dan memelihara lingkungan sama halnya dengan menjaga dan memelihara kehidupan di alam, dan hukumnya wajib bagi siapapun. Islam merupakan agama yang amat peduli lingkungan (eco-friendly), baik lingkungnan alam maupun lingkungan sosial.
Konsep (ajaran) Islam bisa menjadi dasar pijakan moral dan spiritual (moral and spiritual base) dalam upaya penyelamatan lingkungan sudah sangat kritis dewasa ini, Alam diciptakan dengan terukur dan mempunyai ukuran-ukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif ; dalam kesetimbangan, proporsional dan harmonis. Kedua datang atau ciptaan dari Maha Tunggal Allah swt., pasti memiliki keselarasan dan keserasian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus R dan Rudy S, Global Warming : Mengancam Keselamat Bumi, 2008.
2. Ahmad, Yusuf al Hajj, Al-Quran Kitab Sains dan Medis, Bandung : Husaini, 1987.
3. al-Jisr, Syaikh Nadim, Para Pencari Tuhan : Dialog Alquran dan Sains dalam Bingkai Keimanan, Bandung : Pustaka Hidayah, 1998.
4. Asisten Deputi Urusan Partisipasi Masyarakat dan Lembaga Lembaga Kemasyarakatan, Pola Komsumsi Berkelanjutan,Jakarta : KNLH.
5. Aziz, Abdul Majid bin Zindani (et. all.), Mujizat Al-Qur'an dan As-Sunnah Tentang IPTEK : Jakarta. Gema Insani Press. 1997 .
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, Islam untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan Lingkungan, Jakarta : Depag RI, 1984
7. Budihardjo, Eko, Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota, Yogyakarta : Andi, 1997
8. Darmojo, Hendro, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : Karunika, 1985
9. Efendi, Firdaus, Pesan Tuhan Lestarikan Hutan dan Sikap Menghadapi Bencana, Jakarta ; Nuansa Madani, 2005.
10. Lapisan Atmosfir, www.dikmenum.go.id
11. Mitchell, Bruce, dkk., Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta : UGM Press, 2000
12. Mustofa, Agus, Menuai Bencana : Serial Diskusi Tasawuf Modern, Surabaya: Padma Press, 2006, hlm. 49.
13. Naufal, Abdul Razak, Al-Quran dan Sains Modern, Bandung : Husaini, 1987.
14. Pratikno, Widi Agus, dkk., Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. Yogyakarta,BPFE. 1997
15. Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : Reneka Cipta, 2003
16. Qaradlawi, Yusuf Al,. Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan, Surabaya. Dunia Ilmu, 1997.
17. Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006.
18. Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan Jakarta : Djambatan. 1997.
19. Soerjani, Moh., dkk., Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta. UI-Press, 1987
20. Sohari, dkk, Hadis Tematik, Jakarta : Diadit Media, 2006.
21. Sulaiman, Noor, Antologi Ilmu Hadits, Jakarta : Gaung Persada Press, 2008.
22. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982.
23. Yuslem, Nawir, Ulumul Hadis, Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 2003
24. Bahayanya Pencemaran Udara, http://kamase.org/ 2008/02/01/ bahayanya-pencemaran-udara/
25. Al-Quran dan As-Sunnah Tentang Lingkungan Hidup, http//www.pk-sejahtera.org/
26. Lapisan Atmosfir, www.dikmenum.go.id